Di dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI) diperjelas bahwa Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK Nasional merupakan salah satu pilar dan strategi utama dari MP3EI. Hal ini telah memberikan posisi penting terhadap peran SDM dan Iptek dalam upaya mencapai Visi Indonesia 2025 yaitu “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Di samping itu, penguasaan iptek juga menjadi modal dasar untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat dalam pengembangan ekonomi sehingga dapat bersaing secara global. Penjabaran MP3EI lebih jauh tentang peran SDM dan Iptek bagi upaya menuju keunggulan kompetitif sangat diperlukan sebagai upaya perekonomian Indonesia yang berbasiskan inovasi (innovation-driven economy).
Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan tiga elemen utama yaitu mengembangkan potensi ekonomi wilayah di 6 Koridor Ekonomi; memperkuat konektivitas nasional; serta memperkuat kemampuan SDM dan Iptek nasional, dengan fokus utamanya peningkatan nilai tambah, mengintegrasikan pendekatan sektoral dan Regional; memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya dan mendorong Inovasi.
Hal tersebut disampaikan Menristek, Gusti Muhammad Hatta saat memberikan pengarahan di depan peserta Rapat Koordinasi SDM dan Iptek Koridor IV Sulawesi di Makassar, Jumat 11 Mei 2012. Rakor ini diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan aktor inovasi dari unsur akademisi/peneliti, dunia usaha/industri, masyarakat, legislator dan pemerintah dalam kerangka penguatan SDM dan Iptek di koridor ini.
Menristek menegaskan penyelenggaraan Rakor ini adalah momen yang tepat untuk mendiskusikan, mengkoordinasikan, dan mensinergikan kegiatan pengembangan inovasi antara pusat dan daerah serta antar daerah baik di dalam propinsi maupun antar propinsi dalam koridor Sulawesi. Menristek juga berharap Rakor ini dapat digunakan untuk memetakan potensi SDM dan Iptek di Koridor Sulawesi dan merencanakan rencana kerja kedepan hingga 2014 beserta langkah-langkah strategi pencapaian dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan pusat-pusat unggulan yang berbasis pada kemampuan sumber daya lokal. “Harapan saya, Rakor ini mampu merumuskan masterplan penguatan SDM dan Iptek yang terkait dengan pengembangan komoditas unggulan di Koridor Ekonomi Sulawesi”, Ujar Menristek
Potensi ekonomi melalui komoditas unggulan yang terdapat di Koridor Ekonomi Sulawesi menunjukkan perubahan positif yang perlu didukung lebih lanjut oleh berbagai pihak, khususnya pemerintah. Produk hasil pertanian koridor ini merupakan salah satu penunjang untuk ketahanan pangan nasional. Di samping itu, perkebunan, khususnya kakao sebagai unggulannya telah menunjukkan pertumbuhan luas lahan di atas 5% pertahunnya. Pertambahan ini memerlukan penanganan yang serius untuk meningkatkan produktivitasnya. Selanjutnya output hasil perikanan koridor ini yang sebesar 25% dari total output perikanan nasional menunjukkan posisi strategis koridor terhadap sektor perikanan nasional. Sektor pertambangan, khususnya nikel dan juga migas di Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Potensi tersebut, menurut Menristek, harus diberi sentuhan inovasi dan teknologi untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan daya saing.
Dalam kunjungannya ke Makassar, selain memberi pengarahan di depan peserta Rakor, Menristek juga menyaksikan penandatanganan MoU tentang Pusat Riset Kakao dan Pusat Riset Rumput Laut, antara Gubernur Sulawesi Selatan, Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS), Balitbang Kementerian Pertanian, dan Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menristek juga akan berkunjung ke UNHAS untuk memberikan kuliah umum dan meresmikan beberapa laboratorium di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS, Fakultas Peternakan dan Fakultas MIPA. (munawir)
0 Komentar