Menristek mengawali rangkaian Kunjungan kerjanya ke Kalimantan Selatan dengan berkunjung ke Pabrik Biodiesel di Serongga, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kota Baru pada hari Sabtu, 24 Desember 2011. Pabrik Biodiesel yang dibangun pada tahun 2008 oleh Kementerian Riset dan Teknologi tersebut merupakan implementasi dari Inpres No. 1 tahun 2006 tentang Diversifikasi Energi Nasional, sebagai langkah antisipasi pemerintah terhadap berkurangnya sumber energi dari migas dan fosil. Berbeda dengan pabrik biofuel berbahan baku tanaman jarak di Ogan Komerin Ulu, Sumatera Selatan, pabrik Biodiesel di Kota Baru ini menggunakan bahan baku CPO (Crude Palm Oil), karena di sekitar pabrik terhampar luas kebun kelapa sawit milik warga Serongga, sehingga tidak sulit untuk mendapatkan bahan baku untuk produksi biodiesel.
Dalam sambutannya, Menristek, Gusti Muhammad Hatta menyampaikan maksud kunjungannya ke di Serongga adalah untuk meninjau langsung kondisi pabrik tersebut. Menristek berharap pabrik dengan kapasitas produksi 6 ton per hari tersebut dapat kembali beroperasi dengan normal, sehingga diperlukan sinergi dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat setempat dan juga sektor swasta yang berada di sekitar lokasi pabrik. “Saya datang ke sini ingin melihat langsung kondisi pabrik biodiesel ini. Selanjutnya mari kita pikirkan bersama agar pabrik ini dapat beroperasi dengan baik”, Ujar Menristek.
Bupati Kota Baru, Irhamni Rijani dalam sambutannya menyampaikan harapan agar ke depannya, Kementerian Riset dan Teknologi dapat memberikan fasilitasi teknologi dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut, untuk menjadi solusi atas permasalahan riil yang ada di masyarakat. Bupati Kota Baru mengemukakan potensi angin yang cukup besar di daerahnya yang dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik untuk mengatasi krisis listrik yang melanda warga Kota Baru. Menanggapi hal tersebut, Menristek menyampaikan dukungan atas upaya mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil melalui diversifikasi sumber energi, khususnya energi terbarukan seperti energi angin. Menristek juga mengemukakan bahwa di Indonesia terdapat banyak potensi energi yang dapat dimanfaatkan, misalnya energi panas bumi, dimana sekitar empat puluh persen cadangan panas bumi dunia terdapat di Indonesia. Menristek bahkan menyampaikan tentang potensi arus bawah laut sebagai sumber energi yang akan diresmikan penggunaanya bulan Januari mendatang di Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Baru tersebut, Menristek didampingi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, Hudi Hastowo; Staf Ahli Menristek bidang Kesehatan dan Obat yang juga menjabat Deputi Menristek bidang Jaringan Iptek ad interim, Amin Soebandrio; Staf Khusus Menteri, Gusti Nurpansyah dan Shidki Wahab; Asdep Jaringan Pusat dan Daerah, Hotmatua Daulay; serta Asdep Iptek Masyarakat; Momon Sadiyatmo. Pada kesempatan yang sama, Menristek beserta rombongan juga menyaksikan penyerahan bantuan berupa pembangunan ruang kelas SMPN 1 dan SDN Langadai dari PT. Smart Tbk, kepada Bupati Kota Baru sebagai bagian dari program Community Development dan Corporate Social Responsibilty perusahaan tersebut di bidang pendidikan. (munawir)
0 Komentar